Minggu, Agustus 24, 2008

Cerita Dari Afrika: Doa Seorang Anak

Saya mendapat cerita ini dari mailing list. Sayang tidak dituliskan sumbernya, tapi lebih sayang lagi kalau tidak dibagikan.

Suatu malam saya bekerja keras untuk menolong seorang ibu di sebuah bangsal rumah sakit; tapi apapun yang kami lakukan, akhirnya dia meninggal dan meninggalkan bayi premature yang sangat mungil serta seorang anak perempuan usia 2 tahun yang menangis.

Kami mengalami kesulitan untuk menjaga agar si bayi tetap hidup, karenakami tidak punya inkubator (kami tidak punya listrik untuk menyalakan inkubator), kami juga tidak punya makanan khusus bayi.

Meskipun kami tinggal di daerah khatulistiwa, di malam hari seringkali udara sangat dingin dan anginnya kencang. Salah seorang muridku menaruh bayi itu dalam box dan membungkus bayi dengan kain wol. Yang lain menyalakan api dan mengisi botol air panas. Kemudian muridku yang mengisi botol air panas segera kembali dengan kebingungan sambil bercerita bahwa saat mengisi ternyata botol itu meledak (karet mudah rusak dalam kondisi cuaca tropis). "Dan ini adalah botol air panas terakhir kita," dia berseru.

"Oke," kataku, "taruh bayi itu didekat api dalam jarak yang cukup aman, dan tidurlah diantara bayi itu dan pintu untuk menjaga nya dari angin. Tugasmu adalah menjaga bayi tetap hangat."

Siang hari berikutnya, seperti hari sebelumnya, Aku pergi berdoa dengan beberapa anak yatim piatu yang berkumpul denganku. Aku berikan mereka bermacam-macam saran untuk mendoakan dan bercerita pada mereka tentang bayi mungil itu. Aku menceritakan masalah kami soal menjaga bayi supaya cukup hangat, menyebutkan tentang botol air panas, dan bagaimana bayi itu bisa dengan mudah meninggal bila kedinginan. Aku juga bercerita pada mereka tentang saudara perempuannya yang berumur 2 tahun, yang menangis karena ibunya meninggal.

Selama berdoa, seorang gadis usia 10 tahun, Ruth, berdoa dengan doa singkat seperti kebanyakan anak Afrika kami. "Tolong, Tuhan" dia berdoa, "kirim kan botol air. Tidak baik besok, Tuhan, karena bayinya bisa mati, jadi tolong kirim sore ini."

Saat aku menarik napas dalam hati karena keberaniannya dalam berdoa, dia menambahkan, "Dan saat Engkau mengirimkan botol air itu, maukah Engkau mengirimkan juga boneka untuk gadis kecil itu, supaya dia tahu bahwa Engkau sungguh mengasihinya? "

Seringkali dalam doa anak-anak, aku merasa ditempatkan pada pusatnya. Dengan sungguh-sungguh kukatakan, "Amin". Oya aku tahu bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya, Alkitab mengatakan demikian. Tapi pasti ada batasnya, kan? (pikiran manusia selalu ingin membatasi kuasa Tuhan)

Dan menurutku satu-satunya jalan Tuhan dapat menjawab doa-doa kami yaitu jika keluargaku di Amerika mengirimi bingkisan. Namun aku sudah tinggal selama hampir 4 tahun, dan tidak pernah, sama sekali menerima bingkisan dari rumah. Tapi, bila sesorang mengirimiku bingkisan, siapa yang akan memberi botol air panas. Sebab aku tinggal di daerah tropis!

Menjelang sore, ketika aku sedang mengajar di sekolah pelatihan perawat, sebuah parcel dikirimkan dengan mobil didepan pintu rumahku. Saat aku sampai di rumah, mobilnya sudah pergi, tapi disana, di beranda,
ada dua puluh dua pon parcel yang sangat besar. Aku merasa pedih dimataku.

Aku tidak dapat membuka parsel itu sendirian, jadi aku meminta ke anak-anak yatim piatu untuk membantuku. Bersama-sama kami menarik talinya, dengan hati-hati membuka simpulnya. Kami melipat kertasnya, supaya tidak menyobeknya. Kegembiraan meningkat. Sebanyak 30 atau 40 pasang mata melihat ke dalam kardus tersebut. Dari atas, kami mengeluarkan baju rajutan berwarna cerah. Mata kami langsung silau melihatnya. Ada perban rajutan untuk pasien kusta, dan anak-anak mulai terlihat sedikit bosan. Lalu ada sekotak kismis, ini bisa dipakai untuk membuat setumpuk kue kismis di akhir pekan.

Lalu, aku memasukkan tanganku lagi, aku merasa .... benarkah ini?? Aku menariknya keluar ... yaa ... ini baru, botol air panas karet. Aku menangis terharu. Aku meminta Tuhan untuk mengirimkannya. Aku tidak
percaya bahwa Dia benar-benar melakukannya. Ruth ada di barisan depan dari anak2. Ia cepat2 maju, sambil menangis, " Jika Tuhan mengirimkan botolnya, Dia harus mengirim bonekanya juga!"

Sambil mengobrak-abrik bagian bawah kotak, dia menarik sesuatu yang mungil, boneka bergaun indah. Matanya berkilau ! Dia tidak pernah sangsi! Sambil melihatku, dia berkata : " Dapatkah aku pergi bersamamu & memberikan boneka ini kepada gadis kecil itu, supaya dia tahu, Yesus sangat mencintainya? ?

Ternyata parcel ini telah dipersiapkan dan dikirim 5 bulan lalu. Dibungkus oleh Siswa Kelas Hari Mingguku, yang mana saat mempersiapkan parcel itu, Tuhan telah memerintahkannya juga untuk mengirimi botol air
panas walaupun di daerah Tropis. Lalu salah satu dari siswaku juga telah memberikan boneka untuk dikirimkan ke anak Afrika - Dan itu semua terjadi 5 bulan sebelumnya, sebagai jawaban dari doa seorang anak gadis 10 tahun untuk membawanya "sore itu" (Yesaya 65:24) "Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya. "

Baca lanjutannya ...

Kata-kata Bijak: Berbuat Baik

Apabila engkau berbuat baik, mungkin akan ada orang yang berprasangka buruk tentang perbuatanmu. Tapi tetaplah berbuat baik.

Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan egois, tapi terimalah mereka apa adanya.

Apabila engkau sukses, mungkin ada yang cemburu, iri, bahkan memusuhimu. Tapi teruskanlah kesuksesanmu.

Apabila engkau jujur dan bersikap terbuka, mungkin orang lain akan menipumu. Tapi tetaplah jujur dan bersikap terbuka.

Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya dapat dihancurkan orang dalam satu malam. Tapi janganlah berhenti dan tetaplah membangun.

Apabila engkau menemukan kebahagiaan dalam hati, mungkin orang lain akan iri. Tapi tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini mungkin akan dilupakan orang besok. Tapi tetaplah berbuat baik.

Walaupun engkau telah memberikan yang terbaik, mungkin itu tidak akan pernah cukup. Tapi tetaplah berikan yang terbaik.

Sadarilah bahwa semuanya itu hanyalah antara engkau dan Tuhan, bukan antara engkau dan orang lain. Jangan pikirkan apa yang orang pikir tentang perbuatan baikmu, tapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan dia sanggup melihat ketulusan hatimu.

By Mother Theresa

Baca lanjutannya ...

Ada Hal Yang Tidak Bisa Dikembalikan

Seorang wanita sedang berada di ruang tunggu VIP di salah satu bandara terbesar di Amerika. Penerbangannya masih 1 jam lagi, lalu dia memutuskan untuk membeli buku bacaan dan sebungkus biskuit. Lalu dia melihat ada satu tempat duduk kosong di sebelah pria paruh baya. Wanita tersebut duduk di situ dan mulai membaca bukunya. Sambil membaca dia mulai membuka bungkus biskuit yang baru dibelinya.

Ketika dia mengambil satu biskuit, tanpa diduga pria yang di sebelahnya juga ikut mengambil satu. Wanita tersebut kesal tapi memutuskan untuk diam saja. Dalam hati dia berpikir, "lancang sekali orang ini, kalau bukan orang tua pasti aku sudah memakinya." Tapi ternyata setiap kali dia mengambil satu biskuit pria itu juga ikut mengambil satu. Karena tidak ingin ada keributan, wanita tersebut merasa lebih baik tetap diam saja.

Akhirnya biskuit yang tersisa tinggal satu. "Nah, kita lihat sekarang apa yang akan dilakukan dia lakukan" pikir si wanita. Tanpa disangka pria tersebut mengambil biskuit yang terakhir itu, membaginya menjadi dua, dan sambil tersenyum memberikan satu bagian kepada si wanita. Wanita tersebut merasa tidak tahan lagi, lalu dia segera memasukkan bukunya ke dalam tas, berdiri dan berkata: "dasar orang tua tidak tau malu!!!". Lalu dia segera pergi dan naik ke pesawat.

Setelah di duduk di pesawat wanita tersebut bermaksud untuk melanjutkan bacaannya. Ketika membuka tasnya untuk mengambil buku dia sangat terkejut, biskuit yang tadi dibelinya ada di dalam tasnya, belum dibuka, belum disentuh!

Betapa malunya wanita tersebut. Dia lupa bahwa biskuit yang tadi dibelinya masih ada dalam tas. Berarti dari tadi justru pria tersebut yang dengan tulus membagi biskuitnya, bahkan sampai memberikan potongan yang terakhir kepadanya. Padahal justru dia yang marah karena tidak rela biskuitnya diambil orang lain. Sekarang sudah tidak ada waktu lagi untuk meminta maaf.

Ada hal-hal yang tidak bisa dikembalikan:
1. Batu, setelah dilempar.
2. Perkataan, setelah disampaikan.
3. Keberadaan, setelah hilang.
4. Waktu, setelah berlalu.

Bijaksanalah!

Baca lanjutannya ...

Jumat, Juli 25, 2008

Belajar Dari Anak Kecil

Belum lama ini saya mencoba membantu anak perempuan saya belajar naik sepeda roda dua. Usianya belum 6 tahun, tapi katanya udah kepingin kayak anak besar naik sepeda roda dua. Lalu saya melepas kedua roda kecil di kiri-kanan sepedanya, maka pelajaran pun dimulai.

Sambil memegangi sepedanya saya mengajarkan caranya menjaga keseimbangan. Setelah berjalan kira-kira 5 meter, saya mencoba melepas sepedanya dan ... gubraaak ... dia jatuh, walau tidak terluka. Tapi dia langsung bangkit dan mencoba lagi. Jatuh lagi, bangkit lagi, mencoba lagi. Begitu terus tapi tetap tidak ada kemajuan. Setelah 2 jam pinggang saya mulai sakit karena membungkuk terus, saya menyerah dan memutuskan untuk memasang kembali kedua roda kecilnya. Mungkin dia masih terlalu kecil, belum waktunya pakai roda dua.

Selang dua hari kemudian dia merengek minta belajar lagi. Wah, bakal sakit pinggang lagi ini. Tapi karena sayang anak ya saya ikuti saja permintaannya. Belajar bersepeda dimulai lagi. Sudah lama mencoba tetap tidak ada kemajuan. Pinggang mulai sakit lagi, dan diapun udah mengeluh lehernya pegal (mungkin karena tegang terus menjaga keseimbangan). Saya menawarkan untuk istirahat tapi dia tetap ingin mencoba terus. Kebetulan beberapa hari lagi saya harus berangkat kerja ke luar kota selama 2 minggu. Katanya dia harus bisa naik sepeda sebelum saya berangkat. Sayangnya sampai hari itu berakhir masih belum ada kemajuan.

Hari berikutnya kami mencoba lagi dan tetap nggak ada hasil. Dia pun bertanya: "Pa, bisa nggak ya aku naik sepeda sebelum papa berangkat?" Dalam hati saya sudah ingin menjawab nggak mungkin. Tapi karena nggak tega saya berkata:"Pasti bisa! Coba aja terus dan jangan lupa berdoa". Eh... malah saya yang berdoa dalam hati: "Tuhan, jangan buat gadis kecilku ini kecewa." Lalu kami mencoba lagi, tapi tetap belum ada kemajuan. Karena capek saya pun istirahat dulu, apalagi dari tadi dia juga udah mengeluh lehernya pegal. Tapi belum 5 menit saya duduk, dia sudah mencoba-coba lagi sendirian. Saya mengamati saja. Karena hari mulai gelap dia saya mengajaknya masuk ke rumah. Dalam hati saya merasa kasihan karena masih belum ada tanda-tanda dia bakal bisa.

Besoknya dia minta belajar lagi. Karena masih ada sedikit kerjaan saya bilang agar dia belajar sendiri saja dulu, nanti saya segera menyusul. Setengah jam kemudian saya keluar rumah dan tercengang! Dia bisa jalan sendiri walaupun setiap 10-15 meter pasti harus berhenti. Semangat saya pun muncul lagi, mungkin ini jawaban Tuhan, kali ini dia pasti berhasil. Lalu saya mendampingi dia agar bisa bersepeda lebih jauh lagi. Dan tanpa terasa kami sudah keliling-keliling perumahan beberapa kali, saya berlari dan dia bersepeda roda dua! Puji Tuhan!

Ada beberapa hal yang saya pelajari dari pengalaman:

  • Kita harus mengusahakan segala sesuatu dengan sepenuh hati.
  • Saat kita berusaha tetapi gagal (jatuh), itu adalah hal biasa. Segeralah bangun dan mencoba lagi.
  • Saat kita ragu, serahkanlah semua keraguan kita pada Tuhan. Karena segala sesuatu yang dikerjakan bersama Tuhan pasti berhasil.
  • Sering kita tidak tahu kapan kita bisa mencapai keberhasilan, terkadang tidak ada tanda-tandanya. Tapi disitulah ujiannya, bila kita percaya maka Tuhan yang akan berkarya atas kita pada waktu-Nya.
dan yang terakhir:
  • Ternyata ngajarin anak itu harus luar biasa sabar ya...

Baca lanjutannya ...